Home » » SEKTE-SEKTE EKSTRIM ALIRAN MURJI’AH

SEKTE-SEKTE EKSTRIM ALIRAN MURJI’AH

Unknown | 01.49 | 0 komentar
MAKALAH MURJIAH
Oleh : Ulfa Nurul Hidayah

       I.            PENDAHULUAN
Sebagaimana halnya dengan kaum Khawarij, kaum Murji’ah pada mulanya juga ditimbulkan oleh persoalan politik, tegasnya persoalan khilafah yang membawa perpecahan dikalangan umat islam setelah Usman bin Affan mati terbunuh. Seperti telah dilihat, kaum Khawarij pada mulanya adalah penyokong Ali, tetapi kemudian berbalik menjadi musuhnya. Karena adanya perlawanan ini, penyokong-penyokong yang tetap setia kepadanya bertambah hankeras dan kuat membelanya dan akhirnya mereka merupakan satu golongan lain dalam Islam yang dikenal dengan nama Syi’ah.
Kefanatikan golongan ini terhadap Ali bertambah keras, setelah iaa sendiri mati terbunuh pula. Kaum Khawarij dan Syi’ah, sungguhpu merupakan dua golongan yang bermusuhan. Sama-sama menentang kekuasaan Bani Umayyah, tetapi dengan motif yang berlainan. Kalau Khawarij menentang Dinasti ini karena memandang mereka menyeleweng dari ajaran-ajaran Islam, sedangkan Syi’ah menentang karena memandang mereka merampas kekuasaan dari Ali dan keturunannya.
Dalam pertentangan serupa inilah timbul suatu golongan baru yaitu golongan Murji’ah, yang ingin bersikap netral tidak mau turut dalam praktek kafir-mengkafirkan yang terjadi antara golongan yang bertentangan itu.

    II.            RUMUSAN MASALAH
a.       Sekte-sekte Ekstrim Aliran Murji’ah

 III.            PEMBAHASAN
a.       Sekte-sekte Ekstrim Aliran Murjiah
Kaum Murjiah pecah menjadi beberapa golongan kecil. Berlainan dengan kaum Khawarij, yang menekankan pemikiran pada masalah siapa dari orang islam yang sudah menjadi kafir, yaitu siapa yang telah keluar dari islam, kaum murjiah menekankan pada hal yang sebaliknya, yaitu siapa yang masih mukmin dan tidak keluar dari islam. Tetapi itu tidaklah berarti bahwa mereka hanya membahas soal iman. Disamping ini mereka juga membahas soal Jabariyah atau Fatalisme dan soal Qadariah atau Free will. Golongan-golongan yang timbul dari perbedaan pendapat tentang soal-soal ini tidak sebanyak golongan-golongan yang terdapat dalam aliran Khawarij[1]
Pada umumnya kaum murjiah dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu golongan moderat dan golongan ekstrim.

1.      Golongan Moderat[2]
Yang berpendapat bahwa orang yang berdosa besar bukanlah kafir dan tidak kekal dalam neraka, tetapi akan dihukum dalam neraka sesuai dengan besarnya dosa yang dilakukannya,dan ada kemungkinan bahwa Tuhan akan mengampuni dosanya dan oleh karena itu tidak akan masuk neraka sama sekali.

2.      Golongan Ekstrim[3]
Yang berpendapat bahwa Iman cukup hanya dengan membenarkan dalam hati saja. Tidak perlu pengucapan dengan lisan dan pengaplikasian ke dalam perbuatan. Pada golongan ekstrim ini juga dibagi menjadi beberapa golongan. Diantara golongan ekstrim yang dimaksud adalah:

a.       Al-Jahmiah
Yaitu pengikut-pengikut Jahm Ibn Safwan. Menurut golongan ini orang Islam yang percaya pada Tuhan dan kemudian menyatakan kekufuran secara lisan tidaklah menjadi kafir, karena iman dan kufr tempatnya hanya dalam hati, bukan dalam bagian lain dari tubuh manusia. Bahkan orang yang demikian juga tidak menjadi kafir, sesungguhnya ia menyembah berhala, menjalankan agama-agama Yahudi atau agama Kristen dengan menyembah salib, menyatakan percaya pada trinity, dan kemudian mati. Orang yang demikian menurut golongan ini tetap merupakan seorang mukmin yang sempurna imannya.

b.      Al-Salihiah
Yaitu pengikut-pengikut Abu al-Hasan al-Salihi. Iman adalah mengetahui Tuhan, dan Kufr adalah tidak tahu pada Tuhan. Dalam pengertian mereka, sembahyang tidaklah merupakan ibadah kepada Allah, karena yang disebut ibadat adalah iman kepada-Nya, dalam arti mengetahui Tuhan.

c.       Al-Baghdadi
Al-Baghdadi menerangkan bahwa dalam pendapat al-Salihiah, sembahyang, zakat, puasa, dan haji hanya menggambarkan kepatuhan dan tidak merupakan ibadah kepada Allah, yang disebut ibadah hanyalah iman.

d.      Al-Yunusiyah dan Al-Ubaidiyah
Karena dalam pengertian kaum murjiah yang disebut iman hanyalah mengetahui Tuhan, golongan al-Yunusiah mengambil kesimpulan bahwa melakukan maksiat atau pekerjaan-pekerjaan jahat tidaklah merusak iman seseorang. Golongan al-‘Ubaidillah berpendapat demikian pula, tegasnya jika sesorang mati dalam iman, dosa-dosa dan pernuatan jahat yang dikerjakannya tidak akan merugikan bagi yang bersangkutan.
Karena itu pula maka Muqatil Ibn Sulaiman mengatakan bahwa perbuatan jahat , banyak atau sedikit, tidak merusakkan iman seseorang, dan sebaliknya pula perbuatan baik tidak akan merubah kedudukan seorang musyrik atau polytheist.

e.       Al-Khassaniah
Selanjutnya menurut al-Khassaniah, jika seseorang mengatakan, “saya tahu bahwa Tuhan melarang makan babi, tetapi tak tahu apakah babi yang diharamkan itu adalah kambing ini”, orang yang demikian tetp mukmin dan bukan kafir. Dan jika seseorang mengatakan, “saya tahu bahwa Tuhan mewajibkan pergi ibadah haji ke Ka’bah, tetapi saya tidak tahu apakah Ka’bah di India atau ditempat lain”, orang yang demikian juga tetep mukmin.
Pendapat-pendapat ekstrim seperti diuraikan diatas timbul dari pengertian bahwa perbuatan atau amal tidaklah sepenting iman, yang kemudian meningkatkan pada pengertian bahwa hanya imanlah yang penting dan yang menentukan mukmin atau tidak mukminnya seseorang, perbuatan-perbuatan tidak tidak mempunyai pengaruh dalam hal ini. Iman letaknya dalam hati dan apa yang ada dalam hati seseorang tidak diketahui manusia lain.[4]
Selanjutnya perbuatan-perbuatan manusia tidak selamanya menggambarkan apa yang ada dalam hatinya. Oleh karena itu ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan seseorang tidak mesti mengandung arti bahwa ia tidak mempunyai iman. Yang penting ialah iman yang didalam hati. Dengan demikian ucapan dan perbuatan-perbuatan tidak merusak iman seseorang.

 IV.            KESIMPULAN
Pada umumnya kaum murjiah dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu golongan moderat dan golongan ekstrim.
Murji’ah Ekstrim, adalah Iman cukup hanya dengan membenarkan dalam hati saja. Tidak perlu pengucapan dengan lisan dan pengaplikasian ke dalam perbuatan. Murji’ah Ekstrim terdiri dari: Al-Jahmiyah, Ash-Shalihiyah, Al-Yunusiyah, Al-Ubaidiyah, dan Al-Hasaniyah.
Pendapat-pendapat ekstrim seperti diuraikan diatas timbul dari pengertian bahwa perbuatan atau amal tidaklah sepenting iman, yang kemudian meningkatkan pada pengertian bahwa hanya imanlah yang penting dan yang menentukan mukmin atau tidak mukminnya seseorang, perbuatan-perbuatan tidak tidak mempunyai pengaruh dalam hal ini. Iman letaknya dalam hati dan apa yang ada dalam hati seseorang tidak diketahui manusia lain.





DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Harun, Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), 1986


[1] Harun Nasution, Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, UI-PRESS, Jakarta: 1986, hlm. 24
[2] Ibid, hlm. 24-25
[3] Ibid, 26-30
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Blog*Islam
Copyright © 2014. HMJ AQIDAH FILSAFAT - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger